“Kebetulan” adalah 1 kata yang
sering sekali disebut ketika mengalami kejadian yang tidak terduga. Contohnya,
ketika sudah memiliki rencana kemudian rencana itu entah kenapa dibatalkan,
lalu ada sesuatu yang datang secara tiba-tiba dan itu lebih berarti daripada
rencana sebelumnya. Kejadian yang di sengaja ataupun kejadian yang tidak di
sengaja itu sebenarnya bukanlah suatu kebetulan. Aku menyebutnya sebagai
skenario Allah SWT. Aku sangat percaya kalau yang namanya kebetulan itu tidak
ada, memang itu sudah jalannya, dan jalannya memang harus begitu, tidak bisa
diganggu gugat. Apapun rencana yang kita punya, pasti akan terhalang dengan
rencana-Nya yang jauh lebih baik untuk kita.
Beberapa minggu yang lalu pun aku
mengalami suatu kejadian yang orang-orang bilang adalah “kebetulan”. Seharusnya
malam itu si pacar datang ke rumah untuk silaturahmi atau lebih tepatnya
“ngapel” kali ya kalau kata anak-anak zaman sekarang. Tetapi si mama tiba-tiba
ngajakin belanja ke Supermarket setelah Isya, yaaa tidak bisa ditolak dong
pastinya. Ternyata belanjanya juga lumayan lama, jam 9 malam baru sampe dirumah
dan akhirnya si pacar tidak jadi datang kerumah. Sekitar 30 menit kemudian
tepatnya jam setengah 10 malam seisi rumah dikejutkan dengan suara ketukan
pintu dan tiba-tiba datanglah tamu istimewa yang datang dari jauh (keluarga si
papa dari Brebes, Jawa Tengah). Mereka datang ke Jakarta untuk liburan akhir
tahun dan silaturahmi, kedatangannya pun tidak ada informasi terlebih dahulu,
bisa dibilang surprise.
Kejadian yang tidak pernah
terpikirkan malah ternyata ada di depan mata ketika si pacar gagal silaturahmi
kerumah pada malam itu dan ternyata kedatangan tamu yang sangat special dan
tidak terduga. Kalau dibilang kebetulan ya sangat kebetulan sekali, tetapi
entah kenapa aku lebih percaya kalau pertemuan ini bukanlah hanya sekedar
kebetulan. Hari ini bisa dibilang adalah hari yang istimewa karena bisa bertemu
dengan keluarga besar yang mungkin hanya terjadi dalam beberapa tahun sekali.
Keluarga ku pun sudah jarang untuk pulang kampung setiap tahun dikarenakan
kakek dan nenekku atau orang tua si papa yang sudah tiada dan terakhir pulang
kampung ke Brebes itu pada tahun 2009, kira-kira 4 tahun yang lalu setelah hari
raya Idul Fitri.