Monday, October 27, 2014

Climate Change Scrambles Arctic Food Chain

The Arctic's shrinking sea ice is reshaping the region's food web from the bottom up, a new study reports. Historically, tiny plantlike organism called phytoplankton burst into bloom in the spring in the Arctic Ocean. The enormous one- to two-week bloom sets off a feeding frenzy among zooplankton, fish and bottom-dwelling creatures at the base of the Arctic food chain.

"The entire ocean system is linked to this massive input of carbon," said lead study author Mathieu Ardyna, a marine biologist at Laval University's Takuvik Joint International Laboratory in Quebec, Canada.

But now, because of the declining sea ice, a second bloom also appears in the fall, according to a new analysis of satellite records, published Sept 2nd in the journal Geophysical Letters. The fall bloom could have widespread ripple effects on marine life and the Arctic climate. Phytoplankton clear carbon dioxide from the atmosphere through photosynthesis.

Annual spring and fall phytoplankton blooms are a common feature in warmer oceans, from the cool north Atlantic to the hot, tropical Pacific. The vivid green, red and white swirls of there blooms paint the ocean likea Van Gogh sky.

Ardyna said the double Arctic blooms may heralds a shift from a polar to a more temperate ecosystem.

However, the trends are so new, and varied across the Arctic, that the researchers can only speculate what the final impact will be. "For sure, the carbon cycling will change a little bit, but the question now is to understand how the rest of the plankton and fish will respond to this new pulse of phytoplankton,: Ardyna told Live Science.

Ardyna and his co-authors charted phytoplankton blooms between 1998 and 2012 with satellite data that measures ocean color (a proxy for phytoplankton levels). The researchers also looked at sea ice extent and wind speeds.

The results showed that fall plankton explosions are becoming more frequent throughout the Arctic Ocean up to 80 degrees north latitude. Ar these high latitudes, there are no plankton blooms at all because of permanent sea ice.

 The largest increases were seen in the Eastern Arctic Ocean, especially north of Russia, where ice once prevented plankton blooms. "The percentage change is really high here because this is where there used to be ice," Ardyna said. The western Arctic includes Alaska and Canada, while the eastern Arctic encompasses northern Europe and Russia.

The researchers said the plankton is likely thriving in fall for two reasons: delayed freezing and strong winds. In the fall, new ice stars to form when ocean temperatures fall below about 29 degrees Fahrenheit (minus 1.9 degrees Celsius). But as the Arctic sea ice shrinks, the ocean absorbs more of the sun's heat in summer, postponing the freeze until all the warmth dissipates. There were also a greater number of strong fall storms in the last decade, which can stir up nutrients to feed a phytoplankton bloom.


Source : http://www.livescience.com/48026-arctic-ocean-fall-plankton-blooms.html



SOFTSKILL #: Pembelajar Bahasa Inggris Berbantuan Komputer

Direct Speech :

1. "For sure, the carbon cycling will change a little bit, but the question now is to understand how the rest of the plankton and fish will respond to this new pulse of phytoplankton,: Ardyna told Live Science.

2. "The percentage change is really high here because this is where there used to be ice," Ardyna said.

Sunday, October 26, 2014

Direct and Indirect Speech

SOFTSKILL # : Pembelajar Bahasa Inggris Berbantuan Komputer


Direct Speech :

1. "For sure, the carbon cycling will change a little bit, but the question now is to understand how the rest of the plankton and fish will respond to this new pulse of phytoplankton," Ardyna told Live Science.

2. "The percentage change is really high here because this is where there used to be ice," Ardyna said.


Indirect Speech :

1. Ardyna assured that the carbon cycling would change a little bit, but the question then is to understand how the rest of plankton and fish would respond to this new pulse of phytoplankton.

2. Ardyna said that the percentage change was really high there because that is where there used to be ice.

Kata-Kata Sastra Mahabharata

·      Dia yang mencari kebahagiaan materialisme jarang sekali menemukan kebahagiaan itu. Dia yang kebahagiaannya ada pada kekuasaan dan kekayaan akan mengundang kehancuran bagi dirinya sendiri.

·      Keadilan dan kebenaran harus terungkap, unsur-unsur yang harus dihancurkan akan hancur, mereka yang harus di selamatkan harus tetap selamat.

·      Kebahagiaan itu perlu di pahami, bukan direbut.

·      Dinasti Kuru saat ini sedang berada diambang kehancuran, seperti ketika seseorang yang sudah menyadari adanya kegelapan malam tiba.

·      Setiap orang memiliki hak untuk melawan ketidakadilan.

·      Hanya dia yang diuntungkan dari kebohongan yang menganggap kebenaran sebagai penghinaan.

·      Berdosa ditempat suci pun tidak mengubah dosa menjadi perbuatan baik.

·      Tidak pernah ada orang yang bertanya buah apakah yang meracuni tubuh, seluruh makanan pun dianggap sudah beracun.

·      Ketika seluruh rumah runtuh, penjaga gerbang tidak bisa hanya menahan pintunya saja.

·      Ketika seseorang melakukan kejahatan terhadap masyarakat, termasuk pula kejahatan terhadap kemanusiaan, maka dengan hanya melindungi kewajibanmu sendiri maka hasilnya adalah bencana.

·      Kau tidak akan pernah bisa bersembunyi, karena tidak ada lagi tempat untuk lari atau bersembunyi dari kematian.

·      Cahaya keadilan akan memercik di medan tempur, tepat di seluruh mata bangsa Kuru yang nanti akan menjadi debu.

·      Takdir sudah mengubah semuanya, manusia hanya bisa memainkan peran yang sudah direncanakan oleh takdir dengan menggunakan kecerdasan dan budaya mereka.

·      Kebencian hanya ada pada mereka yang sudah punya pengetahuan cukup untuk membuat keputusan.

·      Seperti pula kunang-kunang yang tertarik pada cahaya lampu dan menjadi terbakar karena tidak memikirkan panasnya.

·      Seseorang yang memegang teguh kebenaran akan selalu didahulukan.

·      Seseorang yang berpengalaman mampu mempengaruhi pemikirannya sendiri.

·      Selama seseorang tidak melakukan usaha terbaiknya untuk belajar, maka tidak akan mungkin bahkan bagi Dewa untuk menyadarkannya.

·      Satu keputusan saja bisa bisa mengubah takdirmu sendiri sebagai manusia, itu juga bisa mengubah masa depanmu.

·      Keputusan adalah sudut pandang dari manusia itu sendiri.

·      Saat pemikiran manusia tidak bisa diubah lagi, maka keputusannya juga tidak bisa diubah.

·      Seseorang yang memiliki pengalaman dengan ketidakadilan semasa hidupnya akan melihat orang disekelilingnya sebagai musuh.

·      Hormat kepada diri sendiri adalah bentuk rasa hormat yang tinggi, untuk seseorang yang selalu saja berharap untuk selalu dihormati, dia tidak akan pernah merasa puas dengan jumlah rasa hormat yang didapatkannya.

·      Saat seorang pandai besi terlilit rantai saat sedang menempanya, dia pun akan menghancurkan besi itu.

·      Sebuah rantai dari besi tidak pernah dianggap sebagai hiasan.

·      Kalau kaki seseorang yang mendaki gunung tergelincir, dia akan berakhir dengan berada di parit. Bagi seorang yang penganut kebenaran bahkan perbuatan buruk terkecil sekalipun bisa membuatnya terjatuh ke dalam parit dosa.  

·      Dari kemarahan tercipta dendam, Dari kebenaran tercipta keadilan.

·   Protes bukanlah bentuk kekuatan. Saat hati penuh dengan kebencian dan keinginan memprotes keadaan, toleransi mengambil peran sebagai sumber kebenaran.

·      Ketika seseorang sepanjang hidupnya begitu ingin melihat orang lain menderita kemudian diberitahu bahwa orang lain itu adalah pantulan dari dirinya sendiri dan bahwa hanya ketika dia menderita maka pantulan dirinya itu pun akan menderita juga.

·    Semua orang berusaha memanggil awan, tetapi dikatakan bahwa awan akan tiba saat dipanggil oleh merak atau seekor burung.

·      Mereka yang hidup dengan mengandalkan emosi tidak bisa mengambil keputusan dengan tepat.

Thursday, July 3, 2014

Contoh Berita yang Melanggar Pasal-Pasal Kode Etik Jurnalistik



Beredar Selebaran Pink Pembusukan Prabowo

Kamis, 19 Juni 2014, 12:16 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selebaran gelap memojokkan capres nomor urut 1, Prabowo Subianto, menyebar di sejumlah tempat. Kota Depok, Karawang, Purwakarta dan Lenteng Agung, Jakarta, menjadi tempat penyebaran selebaran tersebut.

Selebaran itu memuat tulisan yang berisi artikel yang menyudutkan calon presiden Prabowo Subianto. Tim kuasa hukum Prabowo-Hatta, Habiburokhman, menilai, keberadaan selebaran tersebut merugikan pihaknya. Apa yang dituliskan di dalam selebaran itu tidak terbukti kebenarannya.

Dia mengaku miris selebaran yang dilakukan oleh pihak tak bertanggung jawab itu dikonsumsi masyarakat. Pasalnya, selebaran tersebut disebar di sejumlah rumah ibadah di empat wilayah itu. “Selebaran itu memfitnah Pak Prabowo adalah dalang penculikan aktivis. Nah hal-hal yang dituduhkan itu tindak pidana yang sangat serius. Pak Prabowo faktanya sama sekali tidak terbukti pernah terlibat,” kata Habiburokhman, saat dihubungi, Rabu (18/6).

Pihaknya telah melaporkan hal ini ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), sepekan lalu. Sayangnya, Bawaslu dinilainya belum melakukan apa - apa. Bawaslu belum menindaklanjuti laporan yang dibuatnya. Padahal, Bawaslu hanya memiliki waktu lima hari untuk menyelesaikan setiap laporan yang diajukan.

Pada bagian depan selebaran terdapat tulisan pertarungan seru dan menegangkan, pemilihan presiden Republik Indonesia 9 Juli 2014. Foto Joko Widodo dan Prabowo dipajang. Pada bagian bawah terdapat gambar peta Indonesia dan tulisan yang mengimbau agar masyarakat tidak golput. Sementara itu, di bagian dalam selebaran terdapat tulisan yang menggambarkan perbandingan antara Jokowi dan Prabowo.

Pada sisi Jokowi ditampilkan keberhasilan dirinya selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, seperti penertiban Pasar Tanah Abang, pembuatan Waduk Ria Rio dan Waduk Pluit, Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar, serta rencana pembangunan monorel.

Sementara pada sisi Prabowo disebutkan bahwa ia terbukti bertanggung jawab atas penculikan aktivis pro-demokrasi 1997-1998 sehingga dipecat dari TNI oleh Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto atas rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira (DKP). Selain itu, Prabowo juga disebutkan berkoalisi dengan platform berbeda dan mengizinkan organisasi ekstrem dibuka di seluruh Indonesia. 



Analisis Pelanggaran Berita di atas :


Dalam artikel diatas, ditemukan beberapa pelanggaran Kode Etik Jurnalistik yang dilakukan oleh wartawan dalam memuat berita.

1.       Wartawan melanggar Pasal 1 yang berbunyi, Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk”. Dalam memuat berita, wartawan tidak menghasilkan berita yang akurat, tidak berimbang karena dalam membandingkan seseorang tidak dicantumkan kelemahan dan kelebihannya, melainkan melebihkan salah satu kandidat Capres dan menjatuhkan salah satu kandidat Capres lainnya. Tentu saja tujuan pemberitaan ini sangatlah beritikad buruk.

2.       Wartawan melanggar Pasal 2 yang berbunyi, “Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang professional dalam melakukan tugas Jurnalistik”. Terlihat sangat jelas di dalam isi berita tersebut bahwa tujuan wartawan membuat berita ini hanya untuk memojokkan salah satu kandidat Capres dan melebih-lebihkan kandidat Capres lainnya, tindakan seperti itu bukanlah tindakan seorang wartawan yang professional, karena wartawan yang professional tidaklah memihak.

3.       Wartawan melanggar Pasal 4 yang berbunyi, Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul”. Pada selebaran tersebut memuat berita bohong dan fitnah yang ditujukan untuk kandidat Capres nomor urut 1. Bahkan selebaran yang tidak dapat dipertanggungjawabkan tersebut sudah beredar di 4 wilayah.

4.       Wartawan melanggar Pasal 8 yang berbunyi, Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani”. Yang terjadi disini, wartawan memuat berita yang berdasarkan prasangka mereka dengan membanding-bandingkan antara Capres nomor urut 1 dan Capres nomor urut 2. Dan yang mengecewakan adalah isi berita pada selebaran itu yang memuat tentang berita buruk serta latar belakang dari Capres nomor urut 1 dan tidak memuat berita bagus atau yang melebihkan Capres nomor urut 1 tersebut. Sedangkan untuk Capres nomor urut 2, isi beritanya hanya memuat tentang kinerja yang sangat bagus selama Capres nomor urut 2 ini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, dan untuk Capres nomor urut 2 ini tidak dicantumkan pula berita tentang kelemahannya.

Kesimpulannya, wartawan yang memuat isi berita pada selebaran yang beredar itu lebih memihak atau pro terhadap Capres nomor urut 2 yaitu Jokowi, dan wartawan tersebut kontra dengan Capres nomor urut 1 yaitu Prabowo.


 

Kode Etik Jurnalistik

Pasal 1      : Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.

Pasal 2      : Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang professional dalam melakukan tugas jurnalistik.

Pasal 3      : Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.

Pasal 4      : Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.

Pasal 5      : Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.

Pasal 6      : Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.

Pasal 7      : Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.

Pasal 8      : Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.

Pasal 9      : Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan politik.

Pasal 10    : Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan pemirsa.

Pasal 11    : Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.