Aku mau berbagi cerita soal
pengalamanku ketika ikut Paskibra. Ketika pertama kali masuk SMA pada tahun
2008, setelah MOS (Masa Orientasi Siswa) berakhir disitulah asal mula
penyeleksian untuk calon Paskibra. Awalnya ketika aku ditunjuk menjadi bagian
dari anggota paskibra, aku sempat menolak bahkan aku pernah nangis saat sedang
latihan dilapangan. Kakak-kakaknya dan teman-teman aku mungkin sampai bingung
aku kenapa ni lagi latihan nangis. Saat itu emang aku sangat ga tertarik dengan
Paskibra, karena yang aku tau tentang Paskibra adalah panas-panasan, capek, dan
bikin kulit jadi gelap. Tapi ternyata, setelah aku usahakan untuk menyukai
organisasi ini, lama-lama aku pun mulai senang dan rutin dalam mengikuti
latihannya.
Pengibaran pertama aku bersama
teman-teman 1 angkatan adalah ketika tanggal 17 Agustus 2008 dan tempatnya di
lapangan sekolah SMA Yadika 3 Tangerang. Udah tau kan pasti kalau Pengibaran Bendera itu ada
pasukan-pasukannya. Pasukannya itu adalah pasukan 17 dan pasukan 8. Kata
senior-senior aku, yang menjadi bagian dari pasukan 8 itu adalah orang-orang
yang terpilih, jadi beruntunglah yang berada dipasukan 8. Tetapi jangan salah
paham dulu ya, bukan berarti pasukan 8 itu lebih unggul dari pasukan 17, karena
jika tidak ada pasukan 17, pasukan 8 tidak akan bisa mengibarkan bendera dan
begitu juga sebaliknya. Kesimpulannya dua-duanya sangatlah penting. Pasukan 8
diartikan sebagai Bulan Agustus yang merupakan bulan ke-8 dan Pasukan 17
diartikan sebagai tanggal jatuhnya Kemerdekaan Bangsa Indonesia yaitu pada
tanggal 17, kemudian ada lagi Pasukan 45 yang diartikan sebagai tahun
Kemerdekaan yaitu tahun 1945. Pasukan 45 ini terdiri dari Polisi, ABRI, ataupun
TNI dan Pasukan 45 ini hanya digunakan di Tingkat Kota, Provinsi, dan Nasional.
Kebetulan posisi aku dipasukan adalah di pasukan 8 sebagai baki 2. Baki 2 itu
berdiri dibelakang baki 1 yang tugasnya memegang bendera Merah Putih dan di
depan 3 pengibar.
Setelah proses pengibaran itu
berakhir, aku masih tetap rutin untuk mengikuti berbagai latihan itu. Banyak
sekali kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi ini, ada beberapa lomba
paskibra yang sudah aku ikuti bersama teman-teman se-angkatan dan
seminar-seminar seputar Paskibra Sekolah. Aku juga mengikuti Latgap (Latihan
Gabungan) bersama sekolah-sekolah SMA yang lain. Karena SMA aku di daerah
Tangerang, jadi Latgapnya bersama sekolah-sekolah se-Kota Tangerang. Latgap ini
fungsinya untuk menyeleksi setiap anggota Paskibra yang nantinya akan terpilih
untuk di Tingkat Kota, Tingkat Provinsi, dan juga Tingkat Nasional.
Dari sekolahku yaitu SMA Yadika 3
Tangerang, yang mengikuti Latgap sampai akhir hanya sisa 6 orang saja. Dan
penentuan untuk masuk ke tingkat mana itu ketika kami mengikuti Diklat
(Pendidikan dan Latihan) yang diselenggarakan oleh PPI (Purna Paskibraka
Indonesia) Kota Tangerang. Diklat ini berlangsung selama 5 hari 4 malam. Dan
acara Pantuhir (Penentuan Akhir) ini dilakukan di hari terakhir Diklat.
Disinilah kami mulai merasa deg-degan karena ini adalah penentuan nasib kami,
apakah kami akan terpilih atau tidak.
Seperti yang aku bilang tadi,
dari sekolahku ada 6 orang termasuk aku yang dikirim sebagai perwakilan dari
sekolah untuk mengikuti Diklat ini. Dan hasil akhirnya adalah hanya 3 orang
yang berhasil terpilih.
Yang pertama adalah Maya Astuti
yang terpilih masuk ke Tingkat Nasional se-Kota Tangerang yang berhasil
mengalahkan ribuan anggota Paskibra Sekolah. Karena setiap Kota atau Kabupaten
hanya mengirimkan sepasang putra-putri yang akan melanjutkan perjalanannya
menjadi Paskibraka Tingkat Nasional dan Maya telah mengibarkan bendera di
Istana Presiden pada tahun 2009, dia berada di Pasukan 8 untuk bagian Penurunan
Bendera sebagai baki 2. Tadinya ketika gladi bersih Maya masih memiliki jabatan
sebagai baki 1 yang memegang Bendera Pusaka, tetapi entah kenapa dia diturunkan
dan menjadi Baki 2 pada saat hari H berlangsung.
Yang kedua adalah Siti Hardiana,
sebelumnya dia adalah calon untuk di Paskibraka Tingkat Provinsi yang
mengibarkan bendera di Ibukota Banten yaitu Serang, tetapi karena banyak
pesaingnya maka namanya tergeser dan secara otomatis turun ke Tingkat Kota,
meskipun begitu dia tetap bersyukur masih dapat terpilih. Diana telah
mengibarkan bendera di Lapangan Ahmad Yani Kota Tangerang pada tahun 2009 dan
dia berada di Pasukan 17 untuk bagian Penurunan Bendera.
Yang ketiga adalah aku sendiri
(Ulfa Yuanita Isyfari), aku terpilih menjadi salah satu anggota Paskibraka
Tingkat Kota dan mengibarkan bendera untuk kedua kalinya di Lapangan Ahmad Yani
Kota Tangerang pada tahun 2009 bersama dengan Diana. Posisiku di pasukan adalah
aku berada di Pasukan 8, yeeeiii akhirnya terpilih menjadi Pasukan 8 lagi. Tapi
posisi aku turun menjadi Pagar Kiri yang berdiri dibelakang 3 Pengibar dan
lebih tepatnya dibelakang Sang Pengerek Bendera.
Nah ketiga temanku yang lain,
yang belum terpilih mereka akan mengikuti seleksi lagi setingkat Kecamatan. Dan
dari ketiga orang itu hanya 2 orang yang berhasil masuk ke Tingkat Kecamatan.
Mereka adalah Prawesti Wulandari (Wulan) dan Yuni Wulandari. Wulan berada di
Pasukan 8 sebagai Pagar Kanan dan Yuni berada di Pasukan 8 juga sebagai Baki 1.
Karena sisa 1 orang yang tidak terpilih yaitu Rizki Nurul Hidayati, akhirnya
dia mengibarkan bendera untuk yang kedua kalinya di sekolah berbarengan dengan
Capas (Calon Paskibra).
Sedikit info mengenai perbedaan
Emblem dari berbagai tingkat. Warna merah untuk Tingkat Nasional, warna hijau
untuk Tingkat Provinsi, Tingkat Kota dan Tingkat Kecamatan, warna putih untuk
Tingkat Sekolah, dan yang terakhir emblem Bendera Merah Putih tanpa ada logo
Burung Garuda untuk Calon Paskibra.